07 Oktober 2011

Pangkalan Bus Yessoe di Pangkalan Bun

Pangkalan Perusahaan Otobus Yessoe di Pangkalan Bun terletak pada alamat berikut:
  1. Jl. Kawitan (0532) 21276
  2. Jl. Rangga Santrek (0532) 21212

05 Oktober 2011

Kuala Kurun - kota diatas bukit

Bila kita menuju ke Kuala Kurun dari Palangka Raya, maka kita akan naik turun bukit sebelum sampai ke Kuala Kurun. Sebagian jalan sudah hotmix, sebagian jalan sedang dalam pengerasan. Secara umum jalan menuju ke Kuala Kurun sudah baik. Membutuhkan waktu sekitar 2,5 - 3 jam untuk mencapai kota tersebut. Tentu saja hal ini bisa dicapai bila kendaraan melaju dengan cepat. Sebagaimana layaknya kota di pedalaman Kalimantan Tengah, kota Kuala Kurun juga dimulai dari tepi sungai, dan sekarang sudah mulai merambah perbukitan. Komplek perkantoran pun terletak di atas bukit.

03 Oktober 2011

Warung Sari Hikmah - Kuala Kurun

Warung in terletak di Kota Kuala Kurun, yang menurut keterangan supir kami, sering menjadi tempat yang dikunjungi oleh tamu-tamu. Di warung ini tersedia sop dan soto ayam. Mengingat mereka adalah orang Banjar, maka makanannya dijamin kehalalannya.
Soto ayam yang menggunakan lontong disajikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Jadi pelanggan tidak menunggu terlalu lama untuk mulai menikmati makanan tersebut. Warung ini dapat dihubungi pada nomor 085332332631.

02 Oktober 2011

Kabut Asap di Kelurahan Madurejo, Pangkalan Bun

Sejak dini hari Minggu, 2 Oktober 2011 di Kelurahan Madurejo, Pangkalan Bun sudah tercium bau asap. Ketika sedang membonceng ojek, beliau bercerita bahwa sekarang ini masih berasap padahal sudah masuk musim hujan. Kabut asap makin jelas terlihat ketika matahari sudah mulai terbit. Terlihat kabut asap tipis menyelimuti sebagian besar wilayah di kelurahan ini. Mungkin juga kabut asap ini juga menutupi wilayah lainnya di Kotawaringin Barat.

Pembakaran lahan merupakan sarana yang paling efektif bagi masyarakat untuk membersihkan lahan. Bahkan menurut keterangan dari salah seorang tokoh Dayak Kapuas, Bapak Indan Thomas, membakar lahan yang terkendali dapat memupuk tanah sebelum ditanami. Jadi ini adalah tradisi turun temurun sejak ladang berpindah masih banyak dijalankan di Kalimantan Tengah.

27 September 2011

Rumah Makan Wong Cilik

Pintu masuk Wong Cilik
Rumah Makan Wong Cilik ini terletak di dekat SPBU disamping jembatan Kahayan. Rumah makan ini cukup ramai pelanggannya pada siang hari ketika jam makan siang. Dipintu masuknya kita sudah disajikan dengan berbagai macam buah yang bisa dijadikan jus.

26 September 2011

Rumah Betang terakhir di Kalteng



Menurut keterangan yang disampaikan oleh Bapak Angie Rohan, BA, tokoh masyarakat Dayak dari Kabupaten Kapuas, rumah betang yang masih asli di Kalimantan Tengah adalah di Tumbang Gagu, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur. Panjang rumah betang tersebut mencapai 85 meter. Tinggi rumah betang tersebut mencapai 5 meter. Dahulunya dibawah rumah betang tersebut biasa digunakan untuk menumbuk padi dan juga dijadikan sebagai kandang kerbau.

Saat ini rumah betang tersebut kurang terurus. Pada kunjungan terakhir beliau kesana bersama mantan Wakil Bupati Kapuas, T.E. Toepak pada tahun 2005 yang lalu, kondisi rumah betang tersebut sangat memprihatinkan. Menurut beliau kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Kunjungan beliau kesana dalam rangka mencari model rumah betang yang akan dibangun di Kelurahan Sei Pasah, Kecamatan Kapuas Hilir, Kabupaten Kapuas.

25 September 2011

Bincang-bincang dengan Kades Bahu Palawa

Rumah Kepala Desa Bahu Palawa
Pada hari Sabtu, 24 September 2011, admin bersama dengan Bapak Harjono, pimpinan Puskesmas Pantai Lunci, Sukamara berkunjung ke Desa Bahu Palawa. Kami ingin melihat rumah betang. Setelah bertanya dengan masyarakat di desa tersebut, kami menuju ke rumah kepala desa. Kami disambut oleh Bapak Kepala Desa, Yoprin. Beliau bercerita bahwa di desa ini tidak ada rumah betang. Saat ini rumah betang adanya di daerah-daerah hulu seperti Tumbang Malahoi dan dibeberapa tempat lain. Yang ada di desa ini adalah rumah bersejarah yaitu rumah yang pernah dijadikan tempat pertemuan bagi para tokoh-tokoh Dayak yang ingin membicarakan tentang pemisahan Kalimantan Tengah dari Kalimantan Selatan.

Beliau juga bercerita tentang asal usul nama desa yaitu Bahu Palawa. Bahu itu adalah tanah bekas pertanian berpindah. Palawa adalah nama yang ditujukan kepada seorang Bapak yang memiliki nama anak sulung Lawa. Orang tua tersebut sekarang sudah meninggal. Tanah pertanian masyarakat terletak di seberang sungai. Pekerjaan utama masyarakat di desa ini adalah menoreh karet. Sumber air masyarakat adalah dari pompa air yang sumur bornya terletak tidak jauh dari sungai. Desa ini sudah mendapatkan jalur listrik dari Palangka Raya dengan daya 900 watt.