27 September 2011

Rumah Makan Wong Cilik

Pintu masuk Wong Cilik
Rumah Makan Wong Cilik ini terletak di dekat SPBU disamping jembatan Kahayan. Rumah makan ini cukup ramai pelanggannya pada siang hari ketika jam makan siang. Dipintu masuknya kita sudah disajikan dengan berbagai macam buah yang bisa dijadikan jus.

26 September 2011

Rumah Betang terakhir di Kalteng



Menurut keterangan yang disampaikan oleh Bapak Angie Rohan, BA, tokoh masyarakat Dayak dari Kabupaten Kapuas, rumah betang yang masih asli di Kalimantan Tengah adalah di Tumbang Gagu, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur. Panjang rumah betang tersebut mencapai 85 meter. Tinggi rumah betang tersebut mencapai 5 meter. Dahulunya dibawah rumah betang tersebut biasa digunakan untuk menumbuk padi dan juga dijadikan sebagai kandang kerbau.

Saat ini rumah betang tersebut kurang terurus. Pada kunjungan terakhir beliau kesana bersama mantan Wakil Bupati Kapuas, T.E. Toepak pada tahun 2005 yang lalu, kondisi rumah betang tersebut sangat memprihatinkan. Menurut beliau kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Kunjungan beliau kesana dalam rangka mencari model rumah betang yang akan dibangun di Kelurahan Sei Pasah, Kecamatan Kapuas Hilir, Kabupaten Kapuas.

25 September 2011

Bincang-bincang dengan Kades Bahu Palawa

Rumah Kepala Desa Bahu Palawa
Pada hari Sabtu, 24 September 2011, admin bersama dengan Bapak Harjono, pimpinan Puskesmas Pantai Lunci, Sukamara berkunjung ke Desa Bahu Palawa. Kami ingin melihat rumah betang. Setelah bertanya dengan masyarakat di desa tersebut, kami menuju ke rumah kepala desa. Kami disambut oleh Bapak Kepala Desa, Yoprin. Beliau bercerita bahwa di desa ini tidak ada rumah betang. Saat ini rumah betang adanya di daerah-daerah hulu seperti Tumbang Malahoi dan dibeberapa tempat lain. Yang ada di desa ini adalah rumah bersejarah yaitu rumah yang pernah dijadikan tempat pertemuan bagi para tokoh-tokoh Dayak yang ingin membicarakan tentang pemisahan Kalimantan Tengah dari Kalimantan Selatan.

Beliau juga bercerita tentang asal usul nama desa yaitu Bahu Palawa. Bahu itu adalah tanah bekas pertanian berpindah. Palawa adalah nama yang ditujukan kepada seorang Bapak yang memiliki nama anak sulung Lawa. Orang tua tersebut sekarang sudah meninggal. Tanah pertanian masyarakat terletak di seberang sungai. Pekerjaan utama masyarakat di desa ini adalah menoreh karet. Sumber air masyarakat adalah dari pompa air yang sumur bornya terletak tidak jauh dari sungai. Desa ini sudah mendapatkan jalur listrik dari Palangka Raya dengan daya 900 watt.