02 Oktober 2011

Kabut Asap di Kelurahan Madurejo, Pangkalan Bun

Sejak dini hari Minggu, 2 Oktober 2011 di Kelurahan Madurejo, Pangkalan Bun sudah tercium bau asap. Ketika sedang membonceng ojek, beliau bercerita bahwa sekarang ini masih berasap padahal sudah masuk musim hujan. Kabut asap makin jelas terlihat ketika matahari sudah mulai terbit. Terlihat kabut asap tipis menyelimuti sebagian besar wilayah di kelurahan ini. Mungkin juga kabut asap ini juga menutupi wilayah lainnya di Kotawaringin Barat.

Pembakaran lahan merupakan sarana yang paling efektif bagi masyarakat untuk membersihkan lahan. Bahkan menurut keterangan dari salah seorang tokoh Dayak Kapuas, Bapak Indan Thomas, membakar lahan yang terkendali dapat memupuk tanah sebelum ditanami. Jadi ini adalah tradisi turun temurun sejak ladang berpindah masih banyak dijalankan di Kalimantan Tengah.

27 September 2011

Rumah Makan Wong Cilik

Pintu masuk Wong Cilik
Rumah Makan Wong Cilik ini terletak di dekat SPBU disamping jembatan Kahayan. Rumah makan ini cukup ramai pelanggannya pada siang hari ketika jam makan siang. Dipintu masuknya kita sudah disajikan dengan berbagai macam buah yang bisa dijadikan jus.

26 September 2011

Rumah Betang terakhir di Kalteng



Menurut keterangan yang disampaikan oleh Bapak Angie Rohan, BA, tokoh masyarakat Dayak dari Kabupaten Kapuas, rumah betang yang masih asli di Kalimantan Tengah adalah di Tumbang Gagu, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur. Panjang rumah betang tersebut mencapai 85 meter. Tinggi rumah betang tersebut mencapai 5 meter. Dahulunya dibawah rumah betang tersebut biasa digunakan untuk menumbuk padi dan juga dijadikan sebagai kandang kerbau.

Saat ini rumah betang tersebut kurang terurus. Pada kunjungan terakhir beliau kesana bersama mantan Wakil Bupati Kapuas, T.E. Toepak pada tahun 2005 yang lalu, kondisi rumah betang tersebut sangat memprihatinkan. Menurut beliau kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Kunjungan beliau kesana dalam rangka mencari model rumah betang yang akan dibangun di Kelurahan Sei Pasah, Kecamatan Kapuas Hilir, Kabupaten Kapuas.

25 September 2011

Bincang-bincang dengan Kades Bahu Palawa

Rumah Kepala Desa Bahu Palawa
Pada hari Sabtu, 24 September 2011, admin bersama dengan Bapak Harjono, pimpinan Puskesmas Pantai Lunci, Sukamara berkunjung ke Desa Bahu Palawa. Kami ingin melihat rumah betang. Setelah bertanya dengan masyarakat di desa tersebut, kami menuju ke rumah kepala desa. Kami disambut oleh Bapak Kepala Desa, Yoprin. Beliau bercerita bahwa di desa ini tidak ada rumah betang. Saat ini rumah betang adanya di daerah-daerah hulu seperti Tumbang Malahoi dan dibeberapa tempat lain. Yang ada di desa ini adalah rumah bersejarah yaitu rumah yang pernah dijadikan tempat pertemuan bagi para tokoh-tokoh Dayak yang ingin membicarakan tentang pemisahan Kalimantan Tengah dari Kalimantan Selatan.

Beliau juga bercerita tentang asal usul nama desa yaitu Bahu Palawa. Bahu itu adalah tanah bekas pertanian berpindah. Palawa adalah nama yang ditujukan kepada seorang Bapak yang memiliki nama anak sulung Lawa. Orang tua tersebut sekarang sudah meninggal. Tanah pertanian masyarakat terletak di seberang sungai. Pekerjaan utama masyarakat di desa ini adalah menoreh karet. Sumber air masyarakat adalah dari pompa air yang sumur bornya terletak tidak jauh dari sungai. Desa ini sudah mendapatkan jalur listrik dari Palangka Raya dengan daya 900 watt.

12 Desember 2010

Pemandangan dari Jembatan Kahayan - Video

Jembatan Kahayan sudah sangat dikenal oleh masyarakat Kalimantan Tengah, karena jembatan ini membantu menghubungkan Kota Palangka Raya dengan berbagai kota lain di seberang Sungai Kahayan, Sungai Kapuas dan Sungai Barito. Jembatan ini dibangun sebagai salah satu upaya untuk merintis keterpencilan yang dialami oleh berbagai kecamatan di Kalimantan Tengah yang selama ini hanya dapat diakses melalui sungai. Keberadaan jembatan ini telah membuat akses menuju daerah-daerah pedalaman menjadi lebih mudah dan mulai menumbuhkan beberapa tujuan wisata seperti Pulau Lauk (restoran yang menyajikan berbagai lauk ikan).

Dari jembatan ini kita juga bisa melihat salah satu sisi kehidupan masyarakat Palangka Raya, yaitu kehidupan di pinggir sungai Kahayan.



Liputan diatas dilakukan pada hari Jum'at, 3 Desember 2010.

Antrian Solar di Palangka Raya

Antrian solar di SPUB yang berada di Jalan Imam Bonjol
 Sejak malam hari, kendaraan bermotor yang menggunakan solar sebagai bahan bakarnya sudah mengantri di berbagai SPBU yang ada di kota Palangka Raya. Berdasarkan bincang-bincang dengan supir jasa angkutan Sumertha Sari, hal itu mereka lakukan karena kalau mereka mulai antri di pagi hari, sebelum antrian selesai, solar yang ada di SPBU tersebut sudah habis, jadi sia-sia saja antrian yang sudah dilakukan selama berjam-jam tersebut.

Antrian soar di Jl. Imam Bonjol berlanjut ke Jl. Letjend Suprapto
 Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan, mengingat hal ini sangat mengganggu produktivitas kerja, karena terlalu banyak waktu yang digunakan untuk antri bahan bahar solar. Perlu dipikirkan solusi yang baik, mengingat kondisi ini tentu muncul dari kurang baiknya perencanaan kebutuhan bahan bakar di Kota Palangka Raya.

Antrian solar di Jalan RTA Milono
Foto-foto diatas diambil pada hari Jum'at, 3 Desember 2010.

07 Desember 2010

Agrowisata Mintin - Video

Agrowisata ini terletak di Desa Mintin, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau. Areal wisata ini sebenarnya seluas 80 hektar, tapi baru sebagian kecil yang sudah dikelola menjadi tempat yang dapat dikunjungi. Dalam areal ini terdapat taman bunga, kolam renang, tempat penyewaan pakaian renang, tempat pemeliharaan rusa, sarana outbond dan penginapan plus ruangan pertemuan. Tarif masuk ke tempat ini adalah Rp 3.000 per orang.